KLAUSA PEMERLENGKAP DALAM BAHASA SASAK: KAJIAN TEORI TRANSFORMASI MODEL GOVERNMENT AND BINDING

  • Khairul Paridi Universitas Mataram
  • Ratna Yulida Ashriany Universitas Mataram
  • Muh. Syahrul Qodri Universitas Mataram
  • Irma Setiawan Universitas Mataram
  • Siti Rohana Hariana Intiana Universitas Mataram
Keywords: klausa, pemerlengkap, Bahasa Sasak, Teori Government and Binding

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan: kategori apakah yang menjadi inti (head) klausa pemerlengkapan dalam BS? bagaimanakah proyeksi inti (head) yang memerlukan klausa pemerlengkapan dalam BS? bagaimanakah sistem pemberian kasus dalam unsur klausa pemerlengkapan dalam BS? Datanya berupa kalimat kompleks. Dalam kalimat kompleks terdapat klausa subodinatif yang berupa klausa pemerlengkapan. Metode dan teknik pengumpulan data antara lain (a) “metode simak” (Sudaryanto, 1988: 2). Metode simak ini dilakukan dengan teknik sadap. Teknik sadap itu direalisasikan dengan teknik lanjutan “simak bebas libat cakap” (SBLC) dan teknik catat. Untuk data lisan diperoleh melalui perekaman yang menggunakan alat perekam (tape recorder), (Sudaryanto, 1985: 2-6). Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis melalui tahap-tahap: klasifikasi data, dan dianalisis data dengan metode distribusionl teknik “bagi unsur langsung” (Sudaryanto, 1985: 17-51).

Published
2023-12-20
How to Cite
Paridi, K., Ashriany, R. Y., Qodri, M. S., Setiawan, I., & Intiana, S. R. H. (2023). KLAUSA PEMERLENGKAP DALAM BAHASA SASAK: KAJIAN TEORI TRANSFORMASI MODEL GOVERNMENT AND BINDING. JURNAL LISDAYA, 19(2), 45-58. Retrieved from https://lisdaya.unram.ac.id/index.php/lisdaya/article/view/91

Most read articles by the same author(s)